Label
- Girl's Corner (12)
- My Dreams (2)
- My Fav Article (18)
- My Fav Movie (4)
- My Fav Playlist (6)
- My Fav Quotes (1)
- My Favorites (4)
- My Vacation (2)
- QueenDee Story (3)
- QueenDee's Story (26)
Senin, 08 Agustus 2011
Dumbledore: "After all this time?" Snape : "ALWAYS.."
Hy Potterheads!! udh pada nonton HPDH part2??? kalo belom mending lo nonton dulu baru lo baca note gw..!!
BTW lo pada kenal SEVERUS SNAPE kan??? Honesly setelah nonton HPDH part 2 yg kabarnya "ga bakal di puter di Indonesia" itu gw jadi ngefans sama yg namanya Prof.Snape yg di awal2 gw BENCI sama dia..!! *weiks
FYI when prof.snape gave her tears to harry potter to the pour into pensive IS ONE OF MY FAVORITE PART on HPDH part 2 !! Why?? karena disitu gw baru tau kalo si Snape itu baik BGT dan gw ga nyangka kalo doi bisa sebaek itu..!! ! Snape has shown his memory to harry and told him that He loved Him!! JUJUR gw pengen MEWEK pas nonton bagian ini..!! hahah *cengeng T.T)
Still talkin about SNAPE..i've got some information about the Fact of Prof.Severus Snape yg gw dapet dari NgasKus..!!Buat yg udh nonton HPDH part 2 tapi BELOM NGERTI "MAKSUDNYA" APA!! wajib cekedot Guys !! :D
SEVERUS SNAPE HOGWART LOVE STORY
Di peron Kereta Hogwart in Snape memandang Lily dari jauh, dia sedang berjalan menuju kereta threstal bersama James Potter. Hatinya perih mengingat tahun kelima yang lalu Lily Evans membina hubungan yang serius dengan James Potter. Pupus sudah mimpinya untuk menjadikan Lily Evans cinta hatinya, terlalu dalam perasaan yang sudah dipendam dan dirasakan sejak masih anak-anak bermain dan menjalin persahabatan.
Di kelas ramuan Snape dan Lily berada di satu meja. Pelajaran membuat ramuan tegukan hidup bagai mati telah di hafalnya dengan tandas. Inilah saat yang tepat untuk berbicara dengan Lily.
"hai Sev..bagaimana kabar ibumu ?" lily bertanya penuh perhatian dengan suara yang lirih mengingat prof. slughorn masih memberikan keterangan kepada murid-murid yang lain.
"baik...terima kasih..Lily bisakah kita bicara nanti selepas pelajaran ini ada yang akan kusampaikan padamu..penting untukku " ucap Snape sambil mengiris kacang polongnya sebelum dimasukkan ke dalam kuali.
"begitu pentingkah Sev..?" Lily bertanya lagi sambil mengambil cacing Flobber didalam mangkuk disebelahnya.
"kuharap begitu ..ku tunggu setelah makn siang di ruang atas menara astronomi kalau kau berkenan..." jelas Snape pada Lily.
"baiklah kalu itu maumu..tetapi aku tidak bisa lama mungkin hanya setengah jam saja karena beberapa temanku akan mengajakku ke kedai Three Broomstick untuk berunding mengenai persiapan memilih hewan patronus kami.
"baiklah..cukup kau sempatkan waktu itu untukku Lily " jawab Snape sambil melambaikan tongkatnya dan menyigir sekelopak bunga lili di tangan diberikannya kepada Lily Evans sebagai tanda sayang.
Snape duduk disamping Lily setelah sebelumnya mereka berdiri di teras berpagar menikmati pemandangan yang eksotik dari atas menara astronomi.
"apa yang akan kau bicarakan ?" Lily bertanya
"kuharap bukan hal keputusanku dalam memilih pasanganku bukan ? "Lily menambhakan
Snape terdiam sesaat dan rtercekat namun dia memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya.
"yah kuberharap kamu tidak bosan dengan pembicaraan ini namun aku akan berusaha meyakinkanmu Lily bahwa aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu..sampai kapan pun kamulah cinta sejatiku..untuk kali ini bila kamu dapat merubah hatimu hanya untukku aku akan merubah keputusan yang menentukan dalam hidupku ini.." urai Snape dengan suara yang berat dada yang sedak dan pandangan yang lurus ke depan.
"apa yang kau bicarakan Sev..apa yang akan kau ambil keputusan dalam hidupmu ?" suara Lily lebih heran dari biasanya.
"Jangan kau berbuat bodoh dalam hidupmu Sev..karena aku tetap temanmu dan sahabat bagimu..?' terang Lily dengan menatap dalam kedalam mata hitam Snape.
"maka terimalah cintaku..Lily kalu tidak..." suara Snape terhenti.
" kalau tidak..apa Sev...?" Lily cepat bertanya.
"aku akan diberi tanda kegelapan oleh Tom Riddle aku akan menjadi kelompok death eater..aku akan diinisiasi minggu depan nanti..hanya kamu yang dapat merubah keputusanku ini dengan menerima cintaku.." tandas sudah kalimat yang telah tertahan sejak liburan natal lalu yang membuatnya tidak mudah tidur merana memikirlan Lily dan keputusan yang sulit itu.
Lily tersentak kaget dan berdiri nafasnya memburu dia sepertinya ingin menghamburkan beribu kata namun dia tidak bisa karena tertimpa amarahnya dan kemudian berbalik menatap Snape.
" Sev..berapa kali aku jelaskan kepadamu..kita berteman dan bersahabat aku menyayangimu, kamulah temanku yang pertama yang memperkenalkan aku tentang dunia sihir ini, kamulah orang yang kupercaya dengan kemampuan sihirku pada dunia yang mempertemukan kita..kamu berari bagiku tapi jangan kau campur adukkan dengan keinginan bersyaratmu bahwa dengan tidak menjadi kekasihku kamu akan mudah bergabung dengan kelompok kecil death eatermu itu..itu sihir hitam Sev..please..urungkan niatmu dan kita tetap berteman baik.." jelas Lily dengan wajah penuh kesedihan melihat sahabatnya mempunyai niat yang kurang tepat.
Ruangan Menara Astronomi
"Aku memutuskan untuk bergabung dengan the death eater dengan mengahrapkan bahwa suatu saat nanti aku akan dapat melindungimu Lily, entah mengapa betapa menguatnya keinginanku ini untuk memilih keputusan itu...aku berharap kamu dapat memahamiku Lily.." jelas Snape
"yang aku mengerti adalah bahwa kita sudah berbeda Sev..jika kamu tetap dengan kepotusanmu berarti kamu sudah menarik garis yang tegas tentang kita...kau dengan kelonmpok ilmu hitammu dan aku dengan pilihanku.." nada Lily menjadi tinggi namun tertahan mengharap Snape mau merubah keinginannya dalam memutuskan itu.
" baiklah Lily aku menerima ketidak sepakatan kita namun ketahuilah bahwa hanya kamu cinta sejatiku, tiada yang lain dan untuk menghargai itu izinkanlah aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya..sebagai sahabat yang kusayangi..." pinta Snape lirih.
"jaga dirimu baik-baik..Sev.." Ucap Lily sambil memeluk sahabat masa kecilnya yang akan meninggalkannya.
Snape memeluk Lily dengan erat dan sebelum melepaskan pelukannya Snape bertanya lagi untuk yang terakhir kalinya.
"hewan patronus apa yang akan kau ciptakan Lily ?" tanya Snape
"rusa betina.." jawab Lily
Dengan terlepasnya pelukan itu maka Snape berbalik dan bergegas menuruni tangga astronomi itu, Lily menghempaskan tubuhnya dan bersandar pada tembok ruangan ini dan tanpa sepengetahuannya di seberang pojok sana James Potter yang bersembunyi di dalam Jubah Gaibnya dan mendengar seluruh isi pembicaraan itu dan tersenyum kecil di sudut bibirnya sambil berujar...
"Lily kaulah wanita yang terbaik di dalam hidupku".
Bagaimana mungkin seorang Severus Snape tampak lemah? Ia tidak mungkin berbelas kasihan kepada orang lain. Terlebih apabila orang lain tersebut adalah seorang Potter! Seseorang yang seumur hidup Snape tak akan pernah bisa ia maafkan, bagaimanapun upaya yang diberikan oleh Potter –anak ataupun ayahnya-- untuk meminta maaf kepada dirinya. Musuh abadi Snape.
Severus Snape menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya dengan lelah. Tak pernah terbayangkan oleh Snape saat ia pertama kali bertemu dengan Lily, cinta pertama Snape, beberapa belas tahun yang lalu. Wajah manis dan rupawan serta mata hijau milik Lily mau tidak mau telah memikat hati Snape, seorang anak lusuh, berpakaian layaknya seorang anak terlantar dan aneh. Saat itu Snape tak ubahnya bagaikan seorang anak dari keluarga broken home. Orang tua yang senantiasa bertengkar serta mengacuhkannya. Melihat Lily, hati Snape bagaikan seekor lebah yang menemukan sekuntum bunga. Bunga yang halus dan cantik. Saat itu Lily belum mengenal dunia sihir, berbeda dengan Snape yang tentu saja sudah akrab dengan dunia sihir.
”Aku—datang membawa peringatan—bukan, permohonan—tolong—” ucap Snape bersusah payah. ia tampak frustasi dan putus asa, rambutnya tampak berantakan dan peluh mengalir di wajahnya.
”Permohonan apa yang bisa diajukan seorang pelahap maut kepadaku?” tanya Dumbledore. Ia tampak tenang dan tak terganggu.
”R—ramalan... prediksi... Trelawney...” Snape menarik nafas sesaat. ”Aku menceritakan semua yang kudengar!” jerit Snape frustasi. ”Dan Dia beranggapan bahwa itu adalah Lily Evans!”
Yeah, percakapan awal yang membawa status baru seorang Severus Snape. Seorang agen ganda. Tak diakui keberadaannya di kedua belah pihak, namun sekaligus dibutuhkan. Tak ada yang tahu alasan mengapa ia berbuat demikian.
”Kalau kau mencintai Lily Evans, maka jalanmu sudah jelas,” ucap Dumbledore pada Snape, sesaat setelah Lily Evans dikabarkan meninggal.
”Apa—apa... maksudmu?”
”Kau tahu bagaimana dan mengapa dia mati. Pastikan kematiannya tidak sia-sia. Bantu aku melindungi anak Lily...”
”Baiklah. Baiklah. Tapi jangan pernah—jangan pernah bilang siapapun, Dumbledore! Ini hanya kita berdua. Bersumpahlah! Aku tak tahan... Apalagi anak Potter... aku menginginkan janjimu!”
Tahun demi tahun dilewati seorang Severus Snape, tak terhingga berapa kali seorang Snape yang disegani sekaligus dipandang curiga oleh sesama rekan di Hogwarts bertransformasi hanya untuk melihat dan mengawasi seorang Harry Potter tumbuh dewasa, menuju ke umur dimana ia pantas masuk ke Hogwarts. Ia tak pernah sekalipun muncul dihadapan seorang Harry Potter kecuali saat didapatinya Dudley Dursley mengganggu Harry. Hanya satu kali.
Harry memandang iri kepada bola yang berada di tangan Dudley, bola yang baru saja dibelikan oleh Paman Vernon sebagai hadiah ulang tahunnya. Harry sudah tahu mengapa dia dianak-tirikan, namun masa-kan meminjam bola hanya untuk sesaat pun tidak boleh? Ia dengan tangan mungilnya berusaha menggapai bola yang diayunkan tinggi-tinggi oleh Dudley.
Dudley yang melihat Harry akan merebut bolanya, dengan sengaja memegang bola itu kuat-kuat sebelum melemparnya ke tengah jalan raya. ”Tangkap kalau kau bisa!” teriak Dudley dengan suara anak tujuh tahun.
Harry tak memperdulikannya, kesempatan dimana Dudley melepaskan mainan yang ia punya amat-sangat-jarang terjadi. Maka ia berlari mengejar. Mengejar hingga ke jalan raya, tanpa pernah memperdulikan sebuah mobil berjalan dengan kencang ke arahnya.
Snape melihat semuanya tentu saja, dan ia segera menyebutkan matra non-verbal kepada bola yang melambung tinggi itu, hingga mendarat dengan selamat langsung ke pangkuan tangan Harry. Sekaligus meng-confundus sang pengemudi mobil untuk menghindarkan bahaya baginya. Yeah, kali pertama Snape menyelamatkan Harry. Sesuatu yang tidak diketahui orang lain, bahkan oleh Dumbledore sendiri.
Snape menghembuskan nafas kesal. Dipandangnya tetesan darah yang menggenang di bawah tangannya yang terluka. Matanya melirik ke arah kaki kanan yang tersingkap dari ujung jubahnya. Sebuah luka bakar nampak disana. Luka bakar yang tentu saja tak akan pernah dilupakan oleh seorang Severus Snape.
Semua mata memandang kearah sesosok anak dengan Nimbus Dua Ribu yang mengangkasa serta bergerak dengan brutal. Sang anak berkacamata dengan rambut berantakan terlihat masih berusaha mengendalikan sang sapu yang semakin lama semakin liar. Harry Potter. Anak dari Lily Evans. Anak yang bertahan hidup. Bertahan hidup dengan mengorbankan Lily! Akan terasa mudah dan sangat menyenangkan apabila Snape dapat menutup mata dan mengacuhkan kejadian di hadapannya ini. Yeah, sangat mudah dan ia dapat melihat anak itu mati. Mati.
Namun, tegakah Severus Snape melakukan hal demikian? Tak butuh waktu lama bagi seorang Severus Snape mendengarkan jawaban dari hatinya. Bisikan yang semakin lama semakin serupa dengan suara merdu Lily yang ia kenal selama ini. Bisikan yang telah membuatnya merapalkan mantra untuk menyelamatkan nyawa yang diambang maut itu.
Kali pertama seorang Severus Snape menyelamatkan anak musuh bebuyutannya di lingkungan sekolah. Kejadian itu telah meninggalkan bekas luka bakar di kaki Snape.
”Jika tiba saatnya Nagini tidak disuruh-suruh melakukan tugas diluar jangkauan Voldemort. Dan ia dijaga agar tetap aman disisinya dalam proteksi sihir., maka sudah saatnya untuk memberitahu Harry,” ucap Dumbledore.
”Memberitahu apa?” tanya Snape.
Dumbledore menarik nafas dalam-dalam dan berujar pelan. ”Memberitahunya bahwa pada malam ia dapat bertahan hidup, Lily memasang tameng baginya dengan nyawanya sendiri. Kutukan Maut memantul kepada Voldemort dan seserpih jiwa Voldemort tercabik dari keseluruhannya dan menempel pada satu-satunya jiwa yang masih hidup didalam bangunan rumah mereka. Sebagian dari jiwa Voldemort hidup dalam jiwa Harry. Dan selama jiwa itu ada, Voldemort tidak akan mati.” Dumbledore menarik nafas dalam. ”Dan Voldemort sendiri yang harus melakukannya. Ini penting.”
”Jadi... Anak itu harus mati?” Severus Snape terperangah, ia terkejut mendapat pernyataan seperti demikian. ”Kupikir... selama bertahun-tahun ini... kita melindunginya untuknya. Untuk Lily.”
”Kita melindunginya, karena perlu sekali untuk mendidiknya, membesarkannya, membiarkannya mencoba kekuatannya,” kata Dumbledore.
”Kau mempertahankannya untuk tetap hidup supaya bisa mati pada saat yang tepat?” Snape menarik nafas panjang. ”Aku sudah menjadi mata-mata untukmu, berbohong untukmu. Semuanya dimaksudkan untuk menjaga anak Lily Potter tetap selamat. Sekarang kau memberitahuku kau membesarkannya seperti hewan yang akan disembelih—”
”Ini mengharukan Severus. Apakah kau kini telah menyukai anak itu, akhirnya?”
”Menyukai dia?” teriak Snape. ”Expecto Patronum!” Dari ujung tongkat sihir Snape muncul sesosok rusa betina keperakan. Rusa itu mendarat di lantai kantor dan melesat keluar dari jendela. Dumbledore mengawasinya terbang menjauh, dan ketika cahaya perak memudar, dia menoleh kembali kepada Snape, dan matanya penuh dengan air mata.
”Setelah sekian lama ini?”
”Selalu.” >>> (Aww..I love This Partso much!! <3 :D *my tears fell down T.T)
O iya gw juga mau bagi2 Link Youtube tentang Severus snape Love story *sama Lily evans pastinya (nyokap harry potter.red)
http://www.youtube.com/watch?v=OiCFvj-9jrk&feature=player_embedded#at=45
nihh link tntg SNAPE di wiki :
http://id.wikipedia.org/wiki/Severus_Snape
WHAHAHAHAH GIMANA?? MEWEK GA KALIAN?????? MAIN HATI MAN!!!!!!!!!!! XD *loh *ngahahaaa
Well dari cerita om SNAPE kita bisa ambil petikan kalo CINTA ITU GA HARUS MEMILIKI *dalem sumpah!!!!
yaa walaupun kata2 barusan SINETRON ABIS..tapi ada benernya juga,iya ngga?? (ngga!!!) :p
weiiks udh jam setrengah 1 aja..hahha..gw molor dulu ya..cape juga ni gw nulis.. :D
source :
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10045315
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dia untuk lelaki itu His bukan Her.
BalasHapus